Kinerja BNI Tahun 2010
CAR 18,6%, siap untuk ekspansi bisnis tahun 2011
Jakarta, 16 Maret 2011. Seiring dengan penguatan permodalan perseroan sebagai
hasil dari penawaran umum terbatas (right issue) pada tahun 2010, kinerja keuangan PT
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) terus menunjukkan peningkatan. Atas
keberhasilan program right issue tersebut, nilai ekuitas BNI naik 73% dari Rp 19,14 triliun
menjadi Rp 33,135 triliun. Tambahan modal ini mengangkat capital adequacy ratio (CAR)
BNI dari 13,8% (2009) menjadi 18,6% (2010) yang berarti memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspansi bisnis dan kinerja perusahaan di masa mendatang.
Laba bersih BNI tahun 2010 naik 65% dari posisi tahun sebelumnya (2009) yang
sebesar Rp 2,48 triliun menjadi Rp 4,10 triliun. Total aset naik 9% menjadi Rp 248,58
triliun, kredit yang disalurkan tumbuh 13% menjadi Rp 136,36 triliun dan total dana pihak
ketiga (DPK) juga naik 3% menjadi Rp 194,38 triliun.
coverage ratio (rasio ”Fundamental keuangan BNI semakin kuat dengan tingkat
pencadangan dibanding NPL Gross) terjaga di level 120,6%. Dari sisi rasio profitabilitas,
dibanding tahun 2009, return on asset (ROA) naik dari 1,7% menjadi 2,5%, dan return on
equity (ROE) naik dari 16,4% menjadi 24,7%. Perseroan juga mencatat kenaikan dana
Tabungan dan Giro dari semula 55% menjadi 59% dari total dana. Hal ini menunjukkan
kepercayaan masyarakat kepada BNI sehingga masyarakat merasa nyaman menabung dan
bertransaksi di BNI. Selain itu BNI juga telah menyediakan berbagai fasilitas transaksi, baik
untuk kebutuhan transaksi individu, maupun transaksi bisnis,” kata Gatot M Suwondo,
Direktur Utama BNI, pada kesempatan Paparan Kinerja Keuangan BNI Tahun 2010, di
Jakarta (16/3).
Akhir tahun 2010, BNI berhasil menyelesaikan proses aksi korporasi melalui
penawaran umum terbatas (right issue) dengan hasil perolehan sebesar Rp 10,4 triliun yang
merupakan fresh money tambahan modal perusahaan sehingga posisi rasio kecukupan
modal (capital adequacy ratio / CAR) pada akhir 2010 menjadi 18,6% (memperhitungkan
risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional). Lembaga rating Fitch juga baru saja
mengeluarkan hasil risetnya dengan menaikkan national long-term rating BNI dari
’AA(idn)’ menjadi ’AA+(idn).’
KPR Tumbuh 46,3%, Porsi Dana Murah Meningkat
Total aset BNI per akhir 2010 tercatat sebesar Rp 248,58 triliun, atau tumbuh 9%
dibandingkan posisi akhir 2009 yang sebesar Rp 227,49 triliun.
(dalam Rp triliun)
Indikator Neraca 2009 2010 +/-
Total Aktiva 227,49 248,58 9%
Total Pinjaman/Kredit 120,84 136,36 13%
Dana Pihak Ketiga 188,47 194,38 3%
Ekuitas 19,14 33,13 24%
Outstanding kredit pada akhir 2010 mencapai Rp 136,36 triliun (naik 13%), dari
tahun 2009 sebesar Rp 120,84 triliun. Komposisi segmen kredit masih didominasi oleh
segmen usaha kecil dan menengah yang mencapai 39,3%, korporasi 36,1%, konsumer 17,6%,
internasional 4,2%, dan pembiayaan syariah 2,6%.
Selama tahun 2010, terdapat pelunasan kredit senilai Rp 6 triliun dari debitur
korporasi yang mengalihkan alternatif sumber pembiayaan jangka panjang melalui pasar
modal. BNI mulai melakukan sosialisasi kepada debitur korporasi untuk memanfaatkan
sumber pendanaan jangka panjang yang difasilitasi oleh PT BNI Securities. “Kepada debitur
yang mengalihkan sumber pembiayaan jangka panjang melalui pasar modal, BNI tetap
memberikan layanan perbankan lainnya, seperti cash management, trade
finance/remittance, treasuri, pembiayaan secara channeling kepada mitra/suplier/rekanan,
dan layanan perbankan lainnya, termasuk layanan retail/konsumer. Dengan demikian,
pasar modal bukan menjadi pesaing bagi bank dalam memberikan pembiayaan kepada
debitur, tetapi merupakan pelengkap bagi bank dalam menyediakan total financial solution
bagi nasabah,” terang Gatot.
Kredit usaha kecil tumbuh dari posisi Rp 26,19 triliun pada tahun 2009 menjadi
sebesar Rp 29,63 triliun pada tahun 2010. Pertumbuhan kredit usaha kecil ditopang oleh
pertumbuhan produk kredit unggulan, yaitu BNI Wirausaha yang tumbuh 17% dari Rp 3,24
triliun menjadi Rp 3,79 triliun.
Untuk kredit konsumer, kredit pemilikan rumah (KPR) dengan produk BNI Griya
mengalami pertumbuhan terbesar, yaitu dari Rp 8,24 triliun (2009) menjadi Rp 12,06
triliun (2010) atau tumbuh 46,3%. Kredit kendaraan juga tumbuh dari Rp 4,87 triliun
menjadi Rp 6,28 triliun (naik 29%). Sedangkan transaksi kartu kredit BNI pada tahun 2010
mencapai Rp 3,10 triliun atau naik 24,6% dibanding pada tahun 2009 yang sebesar Rp 2,49
triliun, dengan kenaikan jumlah kartu kredit yang diterbitkan dari 1,5 juta kartu (2009)
menjadi 1,9 juta kartu (2010).
Untuk bisnis internasional, pertumbuhan didukung oleh akselerasi bisnis trade
finance dan remittance (pengiriman uang). Transaksi trade finance (ekspor dan impor)
pada tahun 2009 mencapai USD 8,28 miliar dan meningkat 42% menjadi USD 11,75 miliar
pada tahun 2010. Sedangkan untuk transaksi remittance (incoming & outgoing) naik 47%
dari nilai transaksi USD 35,66 miliar menjadi USD 54,44 miliar.
Di sisi liabilities, dana pihak ketiga (DPK) BNI meningkat 3% dari Rp 188,47
triliun menjadi Rp 194,38 triliun. Khusus tabungan dan giro (current account and saving
account / CASA) yang merupakan dana murah mengalami pertumbuhan 10,2%, sehingga
porsi dana murah pada komposisi DPK BNI juga meningkat. Komposisi DPK BNI pada
tahun 2010 adalah 59% CASA dan 41% deposito, sedangkan pada tahun 2009 adalah 55%
CASA dan 45% deposito. Peningkatan CASA menunjukkan bahwa dengan peningkatan
kualitas layanan, BNI semakin dipercaya sebagai transactional banking untuk memenuhi
berbagai kebutuhan transaksi nasabah.
Transaksi electronic banking (e-banking) BNI tercatat memiliki pertumbuhan
dengan sangat baik. Transaki e-banking selama tahun 2010 sebanyak 367,42 juta transaksi
atau meningkat 15,3% dibanding transaksi pada tahun 2009 yang sebanyak 318,71 juta
transaksi. Sedangkan nilai transaksinya, naik 28,1% dari Rp 162,76 triliun menjadi Rp
208,42 triliun. Transaksi ATM BNI naik 27,7% dari 36,85 juta transaksi menjadi 47,05 juta
transaksi dengan nilai transaksi naik 39,4% dari Rp 47,07 triliun menjadi Rp 65,62 triliun.
Transaksi BNI Internet Banking naik 42,3% dari 1,95 juta transaksi menjadi 2,78 juta
transaksi dengan nilai transaksi naik 49,3% dari Rp 7,77 triliun menjadi Rp 11,61 triliun.
Transaksi BNI SMS Banking naik 24,2% dari 5,39 juta transaksi menjadi 6,69 juta transaksi
dengan nilai transaksi naik 51,5% dari Rp 2,17 triliun menjadi Rp 3,29 triliun.
Laba bersih BNI naik 65%
Tahun 2010, BNI membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih dari Rp 11,13
triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 11,72 triliun. Sedangkan pendapatan non bunga naik
dari Rp 4,29 triliun menjadi Rp 7,06 triliun.
Sementara itu, laba sebelum pencadangan naik sebesar 22% dari Rp 7,49 triliun
menjadi Rp 9,12 triliun. Pencadangan (provisi) turun sebesar 10% dari Rp 4,051 triliun
menjadi Rp 3,63 triliun. Sehingga, laba bersih BNI tahun 2010 mencapai Rp 4,10 triliun
atau meningkat 65% dibanding tahun 2009 yang sebesar Rp 2,48 triliun. Sedangkan, laba
bersih persaham naik 63% dari Rp 163 menjadi Rp 266.
(dalam Rp triliun, kecuali Laba per Saham)
Indikator Laba-Rugi 2009 2010 +/-
Pendapatan Bunga Bersih 11,13 11,72 5%
Pendapatan non-bunga 4,29 7,06 64%
Beban Operasional (7,99) (9,63) 21%
Laba sebelum PPAP 7,49 9,11 22%
Beban PPAP (4,05) (3,63) -10%
Laba Sebelum Pajak 3,44 5,59 65%
Laba Setelah Pajak (Net) 2,48 4,10 65%
Laba Bersih per saham (dlm Rp) 163 266 63%
CAR memberikan ruang untuk ekspansi bisnis
Seiring dengan naiknya laba bersih, semua rasio profitabilitas menunjukkan
kenaikan. Rasio return on asset (ROA) naik dari 1,7% menjadi 2,5% dan return on equity
(ROE) naik dari 16,4% menjadi 24,7%. Dari sisi efisiensi, operasional BNI juga semakin
efisien dengan penurunan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)
dari 84,9% menjadi 76,0%, dan cost to income ratio (CIR) turun dari 51,8% menjadi 51,3%
Dengan tambahan modal dari right issue, rasio kecukupan modal (CAR) menjadi
sebesar 18,6% (setelah memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional)
sehingga memberikan keleluasaan bagi perseroan untuk melakukan ekspansi bisnis pada
tahun 2011 ini. Fundamental keuangan tetap terjaga dengan baik dengan tingkat coverage
ratio dipertahankan di level 120,6%. Kualitas kredit juga tetap terkelola dengan baik dengan
posisi gross NPL turun dari 4,7% menjadi 4,3%.
(dalam %)
Rasio Penting 2009 2010
CAR (dengan risiko kredit & pasar) 13,8 18,6
NPL Gross 4,7 4,3
Return on Asset (ROA) 1,7 2,5
Return of Equity (ROE) 16,4 24,7
Net Interest Margin (NIM) 6,0 5,8
Cost to Income Ratio (CIR) 51,8 51,3
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) 84,9 76,0
Loan to Deposit Ratio (LDR) 64,1 70,2
Coverage Ratio 120,1 120,6
Tahun 2011 ini, BNI melanjutkan strategi sebelumnya dengan fokus pada 5 strategi,
yaitu penajaman segmen bisnis dengan memperkuat business banking dan consumer and
retail banking, melanjutkan peningkatan kualitas aset, meningkatkan DPK murah secara
agresif, meningkatkan efisiensi operasional, mengembangkan customer experience, dan
diversifikasi fee based income.
Mengenai BNI
BNI merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia, memiliki 1.364 cabang dan
sentra kredit yang tersebar di seluruh Indonesia, dan 5 cabang luar negeri (Singapura,
Hongkong, Tokyo, New York dan London), serta perwakilan di beberapa negara di Timur
Tengah dan Asia Tenggara.
Untuk jaringan elektronik, BNI memiliki 5.004 ATM ditambah 15.000 ATM LINK
dan 22.000 ATM Bersama, serta fasilitas phonebanking 24 jam BNI Call di 021-5789 9999
atau 68888 (via ponsel), serta SMS Banking da n BNI Internet Banking www.bni.co.id untuk
kebutuhan transaksi perbankan dengan puluhan fitur.
Bagi nasabah institusi bisnis, BNI memberikan layanan cash management secara
online; trade finance, perdagangan internasional (ekspor/impor) dan
remittance/pengiriman uang yang didukung oleh jaringan cabang luar negeri dan ±1.500
bank koresponden di seluruh dunia. Saham BNI tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan kode BBNI sejak tahun 1996.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon setiap komentar diisikan nama atau alamat email, terimakasih